Kamis, 21 Juli 2011

Negeri di Awan

Oleh: Aldo Sianturi
Share :   
image
(Ilustrasi: Hendra Anthony Rais)
Jakarta - Arsip tersebut saya sebut sebagai ICMS (Indonesia Cloud Music Service). Saya juga menyarankan agar sebaiknya layanan komputasi awan ini dinamakan dalam bahasa Indonesia yaitu INDRA (Indonesia Raya) agar sesuai dengan karakter lagu kebangsaan. Ketersediaan mega konten ini sudah saatnya diperdengarkan lebih bebas di 33 provinsi dan selanjutnya di setiap negara yang memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia. Pemikiran ini adalah milik semua aktivis musik yang sampai hari ini tetap konsisten meriset, mempelajari, merunut, mengumpulkan, mempromosikan, mendiskusikan dan mengemukakan materi audio musik yang pernah singgah di telinga dan hati berbagai generasi di zaman yang berbeda. Jumlah aktivis musik ini banyak sekali namun amat disayangkan, mereka tidak pernah didata, diekspos dan dimaksimalkan dalam satu arena produktif.

Selama 20 tahun terakhir, kita lebih sering mendengar umpatan dan ejekan atas karya cipta musik yang dipresentasikan kolosal dibanding memikirkan upaya penyelamatan kebudayaan musik bangsa. Memang menyegarkan mengetahui sisi lain dari pemikiran yang melatari friksi negatif, tapi hal tersebut sangat tidak produktif dan berlangsung begitu lama. Kita melupakan hakikat musik sebagai alat pemersatu bukan pemecah bangsa. Sebagian besar dari kita terlampau nyaman menjadi egois dalam mengapresiasi musik sebagai konsumsi eksklusif bukan lagi sebagai kendaraan komunikasi untuk meng-antisipasi kebutuhan regenerasi.

Sejak aktif di media sosial, kita otomatis menjadi lebih peka terhadap pemikiran luas yang selama ini tidak bisa diakses setiap waktu. Dunia sedang berubah. Kita juga memiliki kesadaran bahwa mata rantai musik Indonesia mengalami kehancuran atas budaya minor pedagang musik yang hanya loyal kepada saldo. Berbagai drama bisnis mendominasi pemberitaan yang menepikan esensi musik yang sebenarnya penting dikonsumsi khalayak ramai. Hasilnya adalah sekarang kita mengalami kelumpuhan komunikasi seni musik yang memiliki detail yang begitu luas.

Kita menyaksikan kaum muda begitu fasih menyebut berbagai nama musisi luar negeri namun sebaliknya mereka kehilangan kata-kata bila dipersilakan menceritakan sejarah musik populer dan non-populer Indonesia. Kaum muda tidak patut disalahkan dan dikucilkan atas hal tersebut. Mereka bukan tidak mau tahu tetapi tidak ada data absolut yang bisa disajikan dan disampaikan setiap saat kepada kaum muda Indonesia yang berjumlah sekitar 65 juta kepala. Bahkan sebagian dari kita hanya sekedar tau nama dan sosok melalui berita acak, rilis media dan obituari yang tersebar di Internet.

Bagi kita yang bermetamorfosis mulai dari anak kecil, remaja, dewasa menyimpan ketidaksiapan jika pada suatu kala keturun-an menanyakan siapa itu God Bless, Kantata Takwa, Panbers, Idris Sardi, Andromeda, Pahama, Franky Sahilatua, Black Fantasy, Dara Puspita, Sweet Martabak bahkan Slank. Kemungkinan besar, kita akan lang-sung mencari dan merespon via mesin pencari Internet. Namun langkah tersebut masih belum sempurna tanpa audio. Karena musik adalah untuk didengar bukan untuk dibaca. Sementara bila mencari album, maka belum tentu tersedia dengan mudah di retail musik atau pasar loak.

Itulah mengapa ide tersebut membuncah agar segera timbul sebuah kesadaran nasional dan terbentuk sebuah locker yang didukung penuh oleh negara Indonesia guna mendefiniskan dan mengaplikasikan kata pelestarian dengan tindakan nyata. Akses saran yang paling realistis untuk menyiapkan strategi konservasi tidak lain adalah melalui komunitas yang sekian lama berfokus penuh kepada pencacahan musik Indonesia, yaitu KPMI (Komunitas Pecinta Musik Indonesia).

Saya menggarisbawahi bahwa bila pemikiran ideal ini direalisasikan, maka sebaiknya tidak menyentuh wilayah komersilisasi konten yang seperti biasa dilakukan pebisnis musik. Dengan adanya layanan akses arsip musik ini, sudah pasti bisa diamplifikasi lebih luas dalam konteks pariwisata sebagai tujuan bangsa lain datang ke sini. Bahkan layanan ini juga menjadi portfolio baru di mata dunia agar Indonesia eksis di perhelatan industri musik dunia seperti Midem, SXSW, Music Matters dan San Fransisco Music Tech. Etalase musik bangsa ini bahkan saya yakini bisa berbuat lebih dari apa yang saya bayangkan sementara.

KOMPUTASI AWAN
Amazon dan Google telah meluncurkan layanan komputasi awan yang bernama Amazon Cloud Drive (ACD) dan Google Music Beta (GMB). Kedua layanan yang memungkinkan orang untuk mengunggah musik favorit di server dan mengalirkan konten tersebut melalui perangkat berbasis web. Meskipun terlihat serupa tapi fitur layanan yang dilepas umum oleh kedua penyelenggara ini memiliki perbedaan dengan ambisi utama yaitu peningkatan penjualan digital musik. Langkah kontroversial yang dilakukan Amazon dan Google secepatnya akan diikuti oleh Apple Inc. Kenapa semua menjadi berbalik dan inilah pertanyaan terbaru?

Bila industri musik tidak bisa memenangkan kasus baru ini, maka sudah pasti perubahan besar akan mengemuka dalam lanskap masalah hukum. Manuver ini menjadi bahasan politis gelanggang bisnis musik yang berasumsi bahwa langkah ini sebagai pelanggaran hak cipta. Sementara, raksasa komputasi awan memiliki argumentasi bah-wa layanan yang diluncurkan secara mekanis dan teknis ini adalah sah. Sinyal yang ditunjukan sejauh ini oleh semua raksasa adalah mereka tidak akan mundur atas perspektif yang dimiliki dan siap mengepung industri musik dengan kekuatan penyanggahan yang dimiliki.

ACD memberikan tempat penyimpanan data online baik musik dan dokumen sebesar 5GB tanpa biaya. Dalam ukuran kasar, kapasitas ini bisa menampung format MP3 sebanyak 1000-2500 lagu. ACD bahkan telah meluncurkan skema baru yaitu memberi tambahan 15GB ruang kosong selama satu tahun kepada semua pengguna yang membeli minimal 1 album MP3. Percobaan gratis sudah dapat dilakukan di ACD, begitu juga dengan layanan Drive dengan membeli musik atau album dari toko Amazon MP3. Sementara untuk memulai layanan GMB agak berbeda, karena harus menunggu diundang namun kapasitas dukungan berjumlah lebih besar yaitu sekitar 20.000 lagu.
GMB tidak dapat digunakan oleh pemilik perangkat Apple, namun layanan Amazon menyediakan sebaliknya. Raksasa e-commerce dan daring ini melakukan spekulasi ajaib yang sama yaitu meluncurkan layanan musik tanpa legalisasi status lisensi yang legitimatif dari perusahaan rekaman. Pukulan maut ini dilakukan oleh para raksasa cyber yang memiliki bobot finansial dan teknologi yang jauh melebihi apa yang dimiliki industri musik. Layanan ini dipersiapkan untuk skala global, namun kita yang berada di Indonesia belum bisa menikmati pelayanan ini.

Bagi pelanggan Telkomsel dan Telkom Flexi, masih ada pilihan yang bisa dinikmati dalam basis komersial yaitu MelOn Indonesia. Penyedia download yang dimiliki Telkom dan SK Telecom (Korea Selatan) membidik pengguna ponsel cerdas berbasis BlackBerry dan Android. Indonesia memiliki potensi penjualan musik digital yang sehat. Gugusan data konsumer yang diakses oleh dunia membuat pebisnis layanan dowload dari berbagai benua semakin agresif mendekati telco dan pemerintah.

Dalam perspektif penikmat musik, peluncuran locker ini disambut baik tanpa menghiraukan perseteruan klasik setiap pihak penyelenggara layanan. Sebelum lebih jauh kepada manifestasi komputasi musik, secara sederhana komputasi awan adalah eksploitasi metode komputasi dan penyimpanan yang tidak lagi dilakukan secara lokal oleh komputer tunggal. Komputasi dan penyimpanan data bisa dilakukan di sebuah area yang kita sendiri tidak tahu persisnya ada di mana atau lebih tepatnya di awan Internet. Sumber daya komputasi dan penyimpan dapat dioperasikan melalui sebuah server komputasi awan.

Metode ini memudahkan setiap individu menggunakan aplikasi untuk menikmati konten musik tanpa harus menyimpan data yang semakin lama tidak tertampung lagi pada personal drive yang dimiliki. Teknologi ini mengubah aktivitas konsumen dari pengoleksi aktif menjadi penyewa data tanpa melupakan faktor sinkronisasi yang kompatibel atas setiap perangkat pendukung. Secara sinambung layanan ‘rentalship’ ini pasti akan diimprovisasi sesuai dengan dinamika kebutuhan pengguna. Episode menarik ini juga menyentuh keberadaan ide ICMS (Indonesia Cloud Music Service) yang menjadi cerita utama tulisan ini.

Banyak yang secara instan meragukan bentuk pemikiran layanan arsip musik nasional dalam format komputasi awan tidak akan mudah direalisasikan bila tidak direstui oleh perusahaan rekaman dan penerbit musik. Jawaban dari keraguan tersebut adalah dua hal, yaitu tidak dan bisa berhasil. Semua akan tergantung dari investasi presentasi, kampanye dan pendekatan common sense yang dilakukan dalam skala kolosal. Layanan ini bisa tersajikan dengan baik bilamana diproteksi penuh oleh negara sebagai langkah membangun peradaban sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa atas kekayaan intelektual yang dimiliki Indonesia.

Lepas dari simpang siur pemikiran atas komputasi awan, menurut hemat saya negara harus bergerak supercepat untuk mengalokasikan multi-capital dalam membenahi mata rantai musik Indonesia yang tidak tersusun dan terakses dengan baik selama ini. Dengan transparansi kemajuan yang bisa diikuti dan dipertanggungjawabkan melalui medium Internet, maka setiap musisi akan memahami dan mendorong para pengontrol rekaman musik memberikan legitimasi konten untuk diperdengarkan dengan bebas. Mungkin kita terlalu sibuk, tetapi Katon Bagaskara sebenarnya sudah memiliki visi atas komputasi awan sejak lagu “Negeri Di Awan” diperkenalkan kepada Indonesia. Kita memang terlampau cuek.
umat, 22/07/2011 10:51 WIB

Drama Musikal A Clockwork Orange Segera Digelar

Oleh: Reno Nismara
Share :   
image
Poster Film A Clockwork Orange
Jakarta - Novel kontroversial nan legendaris, A Clockwork Orange, akan segera diadaptasi ke panggung drama musikal dengan lirik dan lagu yang ditulis sendiri oleh pengarang novel tersebut, Anthony Burgess.

Drama musikal yang dideskripsikan sebagai upaya mereimajinasikan cerita mengenai Alexander DeLarge dan komplotannya ini akan ditampilkan tahun depan di Manchester, dalam rangka perayaan ulang tahun ke-50 novel tersebut.

Sebelumnya, tepatnya pada tahun 1971, sutradara ternama, Stanley Kubrick, juga sempat mengadaptasi novel terbitan tahun 1962 tersebut ke layar lebar. Film tersebut ditentang oleh banyak pihak karena kekerasan yang ditampilkan, bahkan Kubrick sendiri menarik film ini dari peredaran sebelum dirilis ulang pada tahun 2000. Adaptasi Kubrick tersebut juga tercatat sebagai film pertama yang menggunakan teknologi Dolby Sound.

Berbicara kepada Manchester Evening News, direktur International Anthony Burgess Foundation, Dr. Andrew Biswell, mengatakan, “Jika dibandingkan dengan versi filmnya, musikal ini adalah versi lebih ringannya. Nomor-nomor musikalnya sangat penuh semangat dan ringan, seperti My Fair Lady.”

“Musik adalah departemen yang sangat penting pada musikal ini karena akan menetapkan warna dan suasana. Yang jelas, musikal ini dipengaruhi oleh West Side Story,” lanjut Biswell.

Ketika ditanya mengapa Burgess merasa bahwa sebuah musikal itu perlu, Biswell menjawab, “Alasan mengapa Burgess ingin membuat adaptasi panggung dari ceritanya sendiri, cukup lama setelah Kubrick membuat filmnya, adalah untuk menegaskan kepemilikannya terhadap cerita A Clockwork Orange.”

Burgess meninggal pada tahun 1993 saat berumur 76 tahun. Ia berada di posisi 17 pada daftar 50 penulis Inggris Raya terbaik sejak tahun 1945 versi The Times.
Dream high - serial drama Asia yang lagi digandrungi
Dream high - serial drama Asia yang lagi digandrungi
Televisi di Indonesia semakin bersaing merebut hati para pemirsanya. Kehadiran Drama Asia di salah satu stasiun televisi seakan menambah icon baru bagi televisi yang menanyangkannya. Padahal beberapa stasiun sudah memiliki icon yang sangat melekat seperti tayangan FTV yang lagi hits-hits-nya.
Beberapa bulan ini, gue malah asyik nonton drama Asia ketimbang FTV. Padahal FTV juga lagi buming-bumingnya. Ada rasa yang berbeda bila gue rasakan di dua genre drama ini. Padahal, drama Asia sudah mulai dulu merasuki penonton televisi di Indonesia. Di mulainya film Oshien (jika nggak salah), itu dulu banget saat gue masih kecil. Kemudian buming kembali saat F4 menjadi hits, jaman SMA dulu.
Drama Asia sekarang ini begitu menggoda dari segi cerita. Bukan dari kisah asmara yang di eksplore, namun dari segi bakat (hobi) atau pekerjaan mereka yang begitu diangkat. Kerja keras, nilai pengorbanan dan yang paling pemirsa selalu berkeringat alias gregetan adalah sifat cool yang ada pada para pemain drama Asia.
Salah satu film yang begitu melekat bagi pemirsa termasuk gue sendiri adalah pasta. Bagaimana perjuangan seorang koki wanita yang ingin menjadi chef. Berbagai rintangan dan halangan dia lewati hanya untuk menjadi chef. Atau masih ingat film ‘badboy’, bagaimana aktor pria begitu menggoda karna adegan cool-nya. Lalu, bagaimana dengan FTV yang sedang menjadi trend baru dalam industri televisi? Yang pasti sangat bagus, tinggal pendapat pemirsa televisi mengenai FTV sendiri.
Meski drama Asia hadir 3 kali sehari, siang, sore dan malam hari, tentunya perfilman Indonesia sedikit banyak belajar menyuguhkan film-fiilm yang berkualitas. Adanya anugerah FTV menjadi sinyal bahwa produl lokal pun menjadi daya tarik sendiri bagi pemirsanya. Tinggal bagaimana, pemirsa menikmati acara televisi sebagai hiburan belaka.
Mungkin dengan wajah para pemain drama Asia yang muda-muda dan kinclong-kinclong alias cakep - cantik ini yang menjadi daya pikat bagi fans-fans drama Asia di Indonesia. Selain itu, dari segi cerita mereka lebih menekankan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial didalamnya. Semoga FTV di Indonesia bisa mengambil sedikit setidaknya nilai-nilai tersebut untuk dimasukkan kedalam skenario. Dan menambah seri drama FTV menjadi lebih lama sedikit agar bisa menarik simpati pemirsa televisi seluruh Indonesia.
Sumber gambar : google
Kamis, 21/07/2011 23:09 WIB
Daniel Sahuleka Pukau Penggemar Jazz di Makassar
Muhammad Nur Abdurrahman - hotMusic


<p>Your browser does not support iframes.</p>


Daniel Sahuleka Pukau Penggemar Jazz di Makassar
Daniel Sahuleka (MUhammad/detikcom)
Jakarta - Penyanyi pop yang berdarah Ambon-Sunda namun berkebangsaan Belanda, yang tenar di Eropa pada era 1970-an hingga tahun 1990-an, Daniel Sahuleka, menghibur sekitar seribu pengunjung 'Jazz @Fort Rotterdam 2011', di Benteng Fort Rotterdam, kamis (21/7/2011).

Daniel menyanyikan 12 lagunya, dua di antaranya adalah hits 'Don't Sleep Away This Night' dan 'You Make My World So Colourful'. Selain itu, Daniel juga membawakan dua lagu berbahasa Indonesia dalam konser yang digagas oleh One Not Entertainment ini.

Sebelum manggung solo dengan gitar akustiknya, Daniel lebih dahulu diberi penghargaan sebagai warga kehormatan dan duta budaya Makassar oleh Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin. Daniel disematkan tutup kepala khas Makassar oleh sang walikota dan dipasangkan sarung bugis oleh Kepala Dinas Pariwisata Makassar, Rusmayani Madjid.

Meskipun tampil sendirian di atas panggung, Daniel tetap semangat memanjakan para penggemar musik Jazz di Makassar. Penonton yang terdiri dari berbagai kalangan usia dibuat takjub oleh suara emas Daniel dalam penampilan perdananya di Makassar.

"Saya sangat merasa senang bisa tampil di depan warga Makassar, saya berharap dapat tampil lagi di pertunjukan musik lainnya di Makassar," pungkas Daniel dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.

Sebelum Daniel tampil, beberapa musisi Jazz seperti grup Zarro and The Vega, Mercy Dumais dan Sky Project juga menampilkan aksi paripurnanya dalam perhelatan musik Jazz tahunan di Makassar ini.
Kamis, 21/07/2011 22:31 WIB
GIGI Kembali Garap Single Religi
Rachman Haryanto - hotMusic


<p>Your browser does not support iframes.</p>


GIGI Kembali Garap Single Religi
GIGI (Rachman/detikhot)
Jakarta - Band GIGI memang sudah lama terjun dengan lagu-lagu religi. Menyambut bulan Ramadan ini, Armand Maulana Cs pun kembali menggarap single bertajuk 'Pemimpin dari Surga'.

Kamis (21/7/2011) GIGI membuat video klip di Gedung Atom, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Dalam single tersebut, GIGI bercerita tentang sebuah harapan yang datang dari seorang pemimpin.

"Ceritanya mengenai keinginan khayalan atau cita-cita. Memimpin itu nggak gampang. Kayak kita ini mimpin keluarga saja nggak gampang. Berat banget," ungkap Armand.

Jika banyak musisi yang terbebani dengan lagu-lagu religi yang dibawakannya, berbeda dengan GIGI. Mereka mengaku tak mempunyai beban karena sebuah karya.

"Kita sih nggak punya beban. Taste dari kita yang kita tuangkan ke lagu itu," ujarnya.
Kamis, 21/07/2011 22:01 WIB
Jockie Suryoprayogo Gelar Konser Reuni
Rachman Haryanto - hotMusic


<p>Your browser does not support iframes.</p>


Jockie Suryoprayogo Gelar Konser Reuni
Jockie (Rachman/detikhot)
Jakarta - Musisi kenamaan era 70-90'an Jockie Suryo Prayogo akan menggelar konser reunian yang bertajuk 'Because of Love' pada 29 Juli mendatang. Acara tersebut akan digelar di Nan Xiang Executive Ballroom, lobby Lagoon Tower, The Sultan Hotel mulai pukul 20.00 WIB.

Acara yang digagas oleh Jockie itu sebenarnya sudah lama ingin dijalankan. Namun baru kesampaian pada akhir bulan Juli 2011, karena berbagai macam kendala. Salah satunya adalah kendala biaya.

"Baru kali ini bisa kesampaian untuk reunian. Dari dulu kendalanya pasti di uang. Kini kita disupport sepenuhnya oleh BUMN Garuda Indonesia," ujarnya saat di temui di Nan Xiang, The Sultan Hotel, Kamis (21/7/2011).

Dalam reunian tersebut ia juga ditemani oleh musisi dari berbagai angkatan seperti Eet Syaharani, Edi Kemput, Indro Hardjo Dikoro, Oni Sak Unine, Syaharani, Aning Katamsi, Aryo (The Dance Company), Ervin (Edane), Fariz RM, Reza (Gribs) dan Mel Shandy. Selain itu, Yockie juga akan bercerita tentang perjalanan musik dirinya.

"Repertoar yang sedang disiapkan adalah sebuah perjalanan bermusik serta tentang ide kreatif pembuatan sebuah musik yang hingga sekarang masih tetap ada," jelasnya.

Mulai dari perjalanan karirnya terlibat di God Bless, pembuatan 'Badai Pasti Berlalu' hingga Kantata Takwa. Jockie juga telah banyak menciptakan lagu untuk penyanyi-penyanyi top seperti Vina Panduwinata, Chrisye, Fariz RM, Nicky Astria dan masih banyak lagi.

Diakui oleh pria kelahiran 14 September 1954, Reuni ini menjadi salah satu ajang pertemuan anak-anak muda yang besar di tahun 70-80'an. Beberapa lagu hits yang akan dibawakan dalam konser reunian tersebut adalah Jurang Pemisah, Terbanglah Lepas, Penantian, Perjalanan, Selamat Jalan Kekasih.

"Selain teman-teman seniman musik, reunian ini juga akan dihadiri dan ditonton oleh para pilot dan pramugari Garuda," tandasnya.
amis, 21/07/2011 21:02 WIB
Pesta Musik Rock Indonesia di Java Rockin'Land 2011
Adhie Ichsan - hotMusic

<p>Your browser does not support iframes.</p>


Pesta Musik Rock Indonesia di Java Rockin'Land 2011
Java Rockin\'Land 2011 (ist.)
Jakarta - Selain menampilkan musisi-musisi internasional, pagelaran Java Rockin'Land 2011 juga menjadi pesta musik rock Indonesia. Siapa saja band rock yang akan unjuk gigi?

Rasanya memang tidak lengkap jika tidak memasukkan nama God Bless dalam pagelaran musik rock di Tanah Air. Salahsatu pionir band rock Indonesia era 1970-an itu akan tampil pada Sabtu, (23/7/2011) di panggung GG Inter Music.

Meskipun usianya sudah tak muda lagi, namun Ahmad Albar cs sudah tak sabar untuk membuat penonton yang memadati area Pantai Carnaval Ancol berjingkrak.

"Kita senang bisa ikut terlibat dalam pagelaran rock sebesar ini," ujar founding father God Bless, Donny Fatah.

Selain God Bless, penonton juga akan dimanjakan dengan suara melengkung Arul dari band Powermetal yang sempat berjaya di era glam rock sekitar akhir 80-an. Ada juga band Edane, Roxx, Power Slaves, Burgerkill, Netral, /rif, dan masih banyak lagi.

"Selain menampilkan musisi internasional, kita juga punya misi angkat sejarah perkembangan musik rock Indonesia. Makanya kita menghadirkan berbagai band rock lintas generasi," ujar Stage Manajer Java Rockin'Land, Ekky Puradiredja.
Kamis, 21/07/2011 18:50 WIB
Batalkan Penampilan JYJ, KBS Dikecam Fans Sedunia
Annisa Steviani - hotMusic


<p>Your browser does not support iframes.</p>


Batalkan Penampilan JYJ, KBS Dikecam Fans Sedunia
JYJ (ist.)
Jakarta - Boyband JYJ sebagai duta kehormatan Pulau Jeju, Korea seharusnya tampil dalam program di stasiun televisi KBS bertitel 'Jeju Seven Wonders KBS Special Live'. Namun 4 hari sebelum acara, pihak KBS tiba-tiba membatalkan penampilan JYJ. Fans pun tidak tinggal diam.

Fans JYJ dari seluruh dunia diwakili seorang fans dari Filipina yang berprofesi sebagai pengacara membuat pernyataan resmi mewakili fans di berbagai negara. Negara-negara tersebut antara lain Filipina, Indonesia, Spanyol, Finlandia, Peru, Amerika Serikat, Meksiko, Taiwan, Venezuela, Turki, dan masih terus bertambah.

Dalam pernyataan resmi itu disebutkan bahwa fans JYJ dari seluruh dunia menanggung akibat dari perbuatan stasiun televisi KBS tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa Korean Wave secara umum akan menjadi target kritikan dari media internasional dan berpengaruh pada citra budaya Korea.

"Kejadian ini jauh lebih besar daripada hanya masalah JYJ. KBS telah merusak kepercayaan fans internasional pada Korea sebagai negara yang memiliki hukum untuk melindungi warga negaranya," demikian kutipan dari pernyataan resmi tersebut.

Fans Indonesia pun turut bergabung dalam gerakan ini. Mereka akan terus menghimpun kekuatan dari fans JYJ di negara-negara yang belum bergabung. Juga akan mencoba meminta dukungan dari fanbase di luar JYJ.

"Kami akan meminta support dari fanbase lain dan kemudian membuat petisi agar KBS meminta maaf dan tidak memboikot JYJ lagi dari program-program mereka," ujar Vincia, admin JYJ Indonesia.

Sejak awal masalah JYJ dengan SM Entertainment, KBS memang tidak mengizinkan grup beranggotakan 3 orang itu hadir di program apapun. Bahkan JYJ tidak diikutsertakan dalam tangga lagu 'K-Chart Music Bank'.

"Selama ini fans berusaha sabar dan tidak melakukan apapun pada KBS karena takut merugikan JYJ sendiri. Tapi kasus Jeju ini tidak bisa ditoleransi lagi. KBS sudah jelas-jelas mem-block dan tidak adil pada JYJ," tambah Vincia.

Pihak provinsi Jeju sendiri telah meminta maaf melalui media setempat mengenai pembatalan ini. Namun KBS malah mengganti penampilan JYJ dengan SNSD dan F(X), dua artis dari SM Entertainment. Agensi yang memang sedang bermasalah dengan JYJ.

Selanjutnya jika masih tidak mendapat perhatian, fans berencana akan memboikot izin siaran KBS di negara masing-masing. Namun mereka masih mendiskusikan hal itu.
Kamis, 21/07/2011 18:34 WIB
Katy Perry Rajai Nominasi MTV Video Music Awards 2011
Yulia Dian - hotMusic


<p>Your browser does not support iframes.</p>


Katy Perry Rajai Nominasi MTV Video Music Awards 2011
Katy Perry (Getty Images)
Jakarta - Ajang MTV Video Music Awards (VMA) 2011 akan digelar 28 Agustus mendatang. Penyanyi Katy Perry pun berhasil merajai nominasi dalam penghargaan untuk insan musik tersebut.

Dari 14 nominasi, Katy mendapatkan 9 di antaranya. Termasuk Best Pop Video, Best Collaboration, Best Art Direction, Best Editing, Best Special Effects untuk lagu 'E.T.' lalu nominasi Video of the Year dan Best Female Video untuk video klip 'Firework' serta Best Cinematography di lagu 'Teenage Dream'.

Katy pun bersaing ketat dengan penyanyi Adele yang meraih 7 nominasi. Dalam ketujuh nominasi tersebut Adele bersaing ketat dengan Katy.

Penyany R&B kanye West harus puas dengan enam nominasi yang dikantonginya untuk dua video klip 'All of the Light' dan 'Power'. Bruno Mars pun mendapatkan empat nominasi untuk Video of the Year, Best Male Video, Best Pop Video dan Best Choreography.

Eminem, Beyonce, Lady Gaga, 30 Seconds to Mars dan Nicki Minaj kompak meraih tiga nominasi MTV VMA 2011. Sementara Britney Spears mengantongi dua nominasi untuk penghargaan Best Pop Video dan Best Choreography untuk lagu 'Till the World Ends'.

Musisi lain yang juga mendapatkan nominasi yaitu Beastie Boys, Chris Brown, Rihanna, Linkin Park, Justin Bieber dan banyak lagi. Acara akan digelar di Nokia Theater, Los Angeles.

Ini dia daftar nominasi MTV VMA 2011:
Video of the Year:

  • Adele - 'Rolling in the Deep'
  • Tyler, The Creator - 'Yonkers'
  • Katy Perry - 'Firework'
  • Beastie Boys - 'Make Some Noise'
  • Bruno Mars - 'Grenade'

Best New Artist:

  • Foster the People - 'Pumped Up Kicks'
  • Wiz Khalifa - 'Black and Yellow'
  • Tyler, The Creator - 'Yonkers'
  • Big Sean featuring Chris Brown - 'My Last'
  • Kreayshawn - 'Gucci Gucci'

Best Hip-hop Video:

  • Wayne featuring Cory Gunz - '6'7'
  • Kanye West featuring Rihanna and Kid Cudi - 'All Of The Lights'
  • Chris Brown featuring Lil Wayne and Busta Rhymes - 'Look at Me Now'
  • Lupe Fiasco - 'The Show Goes On'
  • Nicki Minaj - 'Super Bass'

Best Male Video:

  • Cee Lo Green - 'F*** You'
  • Eminem featuring Rihanna - 'Love The Way You Lie'
  • Bruno Mars - 'Grenade'
  • Kanye West Featuring Rihanna and Kid Cudi - 'All Of The Lights'
  • Justin Bieber - 'U Smile'

Best Female Video:

  • Adele - 'Rolling In The Deep'
  • Katy Perry - 'Firework'
  • Beyonce - 'Run The World (Girls)'
  • Nicki Minaj - 'Super Bass'
  • Lady Gaga - 'Born This Way'

Best Pop Video:

  • Adele - 'Rolling In The Deep'
  • Bruno Mars - 'Grenade'
  • Britney Spears - 'Till The World Ends'
  • Katy Perry - 'Last Friday Night (T.G.I.F.)'
  • Pitbull featuring Ne-Yo, Nayer & Afrojack - 'Give Me Everything'

Best Rock Video:

  • The Black Keys - 'Howlin For You'
  • Foo Fighters - 'Walk'
  • Foster the People - 'Pumped Up Kicks'
  • Mumford & Sons - 'The Cave'
  • Cage The Elephant - 'Shake Me Down'

Best Collaboration:

  • Pitbull featuring Ne-Yo, Nayer & Afrojack - 'Give Me Everything'
  • Chris Brown featuring Lil Wayne & Busta Rhymes - 'Look At Me Now'
  • Kanye West featuring Rihanna & Kid Cudi - 'All Of The Lights'
  • Katy Perry featuring Kanye West - 'E.T.'
  • Nicki Minaj featuring Drake - 'Moment 4 Life'

Best Art Direction:

  • Adele - 'Rolling In The Deep'
  • Katy Perry featuring Kanye West - 'E.T.'
  • Lady Gaga - 'Judas'
  • Kanye West featuring Dwele - 'Power'
  • Death Cab For Cutie - 'You Are A Tourist'

Best Choreography:

  • Beyonce - 'Run The World (Girls)'
  • Britney Spears - 'Till The World Ends'
  • Lady Gaga - 'Judas'
  • Bruno Mars - 'The Lazy Song'
  • LMFAO featuring Lauren Bennett & Goon - 'Rock Party Rock Anthem'

Best Cinematography:

  • Adele - 'Rolling In The Deep'
  • 30 Seconds To Mars - 'Hurricane'
  • Eminem featuring Rihanna - 'Love The Way You Lie'
  • Katy Perry - 'Teenage Dream'
  • Beyonce - 'Run The World (Girls)'

Best Direction:

  • Adele - 'Rolling In The Deep'
  • Katy Perry featuring Kanye West - 'E.T.'
  • Eminem featuring Rihanna - 'Love The Way You Lie'
  • 30 Seconds To Mars - 'Hurricane'
  • Beastie Boys - 'Make Some Noise'

Best Editing:

  • Katy Perry featuring Kanye West - 'E.T.'
  • 30 Seconds To Mars - 'Hurricane'
  • Adele - 'Rolling In The Deep'
  • Manchester Orchestra - 'Simple Math'
  • Kanye West Featuring Rihanna and Kid Cudi - 'All Of The Lights'

Best Special Effects:

  • Katy Perry featuring Kanye West - 'E.T.'
  • Linkin Park - 'Waiting For The End'
  • Manchester Orchestra - 'Simple Math'
  • Kanye West featuring Dwele - 'Power'
  • Chromeo - 'Don't Turn The Lights On'
 

Arsip Blog